TENTANG YANG DIRINDU TAPI TAK MUNGKIN BERTEMU
Dan rindu, semakin dalam menghujam hatiku, semakin kulupakanmu, pun semakin sesak. Berharap sapa darimu ... hanya sapa, tak lebih ....
Senja tadi, aku tertegun oleh indahnya Surya Jingga yang megah di antara awan putih yang mengelilinginya. Aku ingat pernah bertanya padamu, "Apa yang kamu kerjakan, hanya di rumah kah, atau sudah main keluar?" Entahlah, aku selalu ingin tahu apa yang sedang kau lakukan. Lalu kau bilang, "Keluar, Be. Paling ke teras, emm, ke Danau juga sih, tiap sore." Aku tak lagi melanjutkan pertanyaanku. Alhamdulillah, tandanya kau sudah membaik.
Apakah indahnya Matahari Jingga ini, kau nikmati pula, disana? Bilakah, aku dapat menemanimu, menjadi penghilang sepimu, menghiburmu, duduk di pinggir danau menghabiskan keindahan itu, hingga hirap pada belahan bumi yang lain.
Tapi semua itu hanya hayalku saja. Aku tahu, kita tak akan pernah bertemu, sekarang, esok, ataupun nanti. Tapi yakinlah, setiap paragraf yang aku ceritakan, semua berisi dirimu.
Setiap bait yang ku tulis, rinduku, rasa sesakku, kesedihanku, masih karenamu. Ya ... tentangmu, yang hanya bisa ku kisahkan, tanpa pertemuan.
Segera pulihlah, Tuan, penghuni hatiku yang kelam. Aku akan selalu menunggu sapamu meski nyatanya, kau tak pernah lagi membalas chat dariku, sejak waktu itu.